Sabtu, 26 Juli 2025

Pergi ke mana cita-cita itu?

Anak manusia alaminya lahir dan tumbuh besar bersama impiannya. Coba tanya anak kecil. Mereka pasti punya, terlepas apakah itu logis atau tidak (misal pengen jadi Spiderman kayak saya). 

Fokus ke inti persoalan. Ada beberapa hal yang menjadi sumber masalah di sini. 

Yang paling mendasar: tidak punya pendirian tegas
Ini kemudian menyebabkan hidup melulu mendengarkan orang lain dan mengabaikan suara hatinya sendiri. Lebih jauh, ini juga yang membuat hidup mengalir saja. Hidup asal hidup, ngga ada ambisi ngga ada yang diperjuangkan.

Penyebab yang lain tentu banyak, yang menyebab seiring bertambahnya usia, cita-cita itu menguap. 
Bukan tentang besar atau kecilnya cita-cita, tapi tentang punya dan tidaknya. Kalau ngga punya (atau pernah punya tapi kini tidak), naini bahaya.

Api yang sudah redup, perlu dinyalakan kembali
Caranya? Gampang

Sebelum itu, identifikasi dulu beban apa yang kamu emban sekarang. Kenali ini dulu, jelas dan objektif. Apapun boleh. Identifikasi ini kalau berhasil, bisa menemukan kekurangan dirimu sendiri, serta batasannya. Sayangnya, ini seringkali gagal dilakukan karena malas (akibat sikap mudah menyerah terhadap masa depan atau kapok).

Jika syarat itu terpenuhi, mari kita obati
Saya akan fokus sesuai dengan pertanyaan awal: mengisi kekosongan. Jika memang kosong tidak tahu apa yang ingin-harus dilakukan, ada dua pilihan:
Kebutuhan & Keinginan.

Kebutuhan ini mudahnya kembali ke situasi dirimu sekarang sedang disibukkan oleh apa. Kerja apa, tanggung jawab apa, dst. Ini butuh penerimaan hati. Rasa ikhlas. 

Keinginan, bisa diputuskan untuk mengambil kembali cita-cita masa dulu atau bikin baru. Di sini butuh keberanian.

"Sekarang coba sampaikan ke saya apa yang sebenarnya ingin sampeyan lakukan, yang ingin dimulai dan dimiliki".

Pertanyaan ini selalu saya tanyakan kalau diharuskan menangani anak-anak bingung seperti itu. Harus tegas, jujur dan apa adanya. Kalau ini bisa dijawab, selebihnya aman. 

Tips: coba tulis, bikin Blueprint sederhana. Tahun ini ingin apa, tahun depan ingin apa.

Ini tidak dimaksudkan untuk membuat rencana hidup. Ini untuk menggali jawaban. Nanti akan jelas, yang jawab itu hati, akal, atau nafsu. Cara membedakannya? Lakukan dulu, nanti jelas sendiri. Kebiasaan buruk kalian adalah takut dulu sebelum mulai.

Nanti muncul alur yang kubilang ideal: yang bicara hati, yang mengolah akal. Contoh, setelah sekian hal ditulis, akhirnya hati bicara bahwa "Ah, saya ingin bikin usaha"
Keinginan abstrak ini diterima oleh akal, diolah, berapa kemungkinan terealisasi (untuk saat ini), apa saja syaratnya (supaya itu tercapai) dst.

Jika benar-benar kosong, saya sarankan untuk jalan-jalan sebentar. Jalan kaki atau motoran, pokoknya keluar. Jangan melulu mengurung diri di kamar. Lihat dunia luar. Lebih baik jika bisa ngobrol topik deep talk dengan seseorang yang bijaksana.

Wajib untuk tidak buru-buru. Apalagi yang merasa usianya sudah tidak lagi mudah nih, penyakit kalian itu merasa kayak udah tua dan kayak besok pagi dah mau mati. Tenang, sabar.

Serta satu fondasi yang wajib diafirmasi: bahwa tiap orang itu unik dengan jalan ceritanya masing-masing.
Kegagalan dan keberhasilan orang lain, itu ceritanya. Layak untuk tahu demi dipelajari, tidak untuk 100% diikuti apalagi iri hati. Ingat, harus tegas.

Jika benar-benar masih bingung mentok ngga nemu, maka satu saran yang teruji ampuh: Tombo Ati no 3

Pokoknya join perkumpulan, kegiatan, komunitas (entah luring atau daring) atau apapun yang positif. Paksa diri untuk sibuk. Contoh mudah, ada agenda RT kerja bakti, gas join.

Cara terakhir ini yang paling sering kupakai, meski harus memaksa di awal. Ya lambat. Untuk catatan, saya adalah penganut ideologi "Mindset itu ngga sepenting itu" karena yang lebih penting bukan mindset, bukan teori, tapi habit.

Mudahnya, pokoknya paksa diri untuk aktif jamaah di masjid. Urusan keimanan dan kesalehan itu diatur kemudian.

















Jumat, 25 Juli 2025

Mother of Nature

Ini adalah sejarah bumi yang disederhanakan.
Dari mana asal mula kehidupan?

Jutaan-milyaran tahun silam, seluruh permukaan bumi itu mendidih. Jutaan tahun kemudian memadat (dalam arti lain, mendingin karena tidak lagi mendidih). Jutaan tahun kemudian, seluruh permukaan bumi tenggelam oleh air. Benar, dulu, bumi adalah planet air.

Dari lautan itulah, lahir "kehidupan". Mikroorganisme sederhana yang hidup dengan struktur sel yang sangat sederhana. Spesies ini konon berkembang biak dengan cara membelah diri (atau dengan cara lain). Jutaan tahun berlalu. Mahluk ini pun semakin banyak.

Mikroorganisme itu pelan tapi pasti, menghasilkan sesuatu yang menjadi fondasi kehidupan yang lebih luas: oksigen. Para leluhur mahluk hidup itu, dari lautan, terus menghasilkan oksigen. Pelan-pelan, langit "terbentuk" sebagai atap yang melindungi planet bumi dari hantaman benda langit. Itulah yang kita sebut lapisan ozon.

Atap telah aman, menjadi payung yang melindungi rumah ini. Siklus kehidupan perlahan terbentuk. Datanglah hujan, yang menghasilkan air tawar. Perlahan, permukaan air juga turun. Daratan muncul ke permukaan. Salah satunya, Pangea, benua raksasa yang dulu menyatukan seluruh permukaan bumi.

Leluhur tadi pun berevolusi. Yang semula hanya mikroorganisme sederhana, perlahan berubah menjadi mahluk yang memiliki sistem pernapasan, pencernaan, mata dan seterusnya. Spesies tunggal semakin beragam. Menjadi sekian banyak spesies mahluk air asin.

Satu mahluk itu berevolusi karena punya kebiasaan aneh: dia sering muncul ke permukaan laut. Kayaknya, dia bosan di dalam air. Insang miliknya--dalam rentang sekian ribu-juta tahun-- berubah jadi paru-paru. Dia ikan, tapi bernafas dengan paru-paru.

Dia pun iseng dan nakal. Tidak mengikuti "aturan adat masyarakat laut" sehingga apa yang ada di dalam lautan membuatnya bosan. Suatu hari, dia melihat ada hal aneh di permukaan. Di sana tidak ada air. Permukaannya keras. Dia pun mencoba naik ke permukaan, dan nyaman di sana. Menjadi mahluk yang disebut sebagai leluhur hewan darat.

Dari lautan, awan terbentuk dan menghasilkan hujan. Air tawar itu menyirami tanah kering, lalu tumbuh tunas pertama. Singkat cerita, daratan terus berkembang. Dari berbagai literatur, daratan dihuni oleh beragam mahluk seperti hewan, tumbuhan, manusia, jin hingga entitas yang disebut dewa. Ada banyak kejadian menakjubkan di daratan berdasarkan catatan sejarah ilmiah maupun mitos-legenda. Ada kehancuran, keindahan, darah dan banyak lagi.

Hari ini, konon seluruh permukaan bumi sudah dipindai oleh satelit. Peta sudah sangat akurat. Manusia bahkan sudah meneliti dan mencoba memahami alam yang skalanya jauh lebih besar: luar angkasa.
Ironisnya, lautan justru belum sepenuhnya terjamah. Belum sepenuhnya ditelusuri dan dipahami. Padahal, dia adalah Ibu bagi semua mahluk hidup di bumi.

Laut, dalam bahasa Jepang disebut Umi (海), sedangkan Ibu dalam bahasa Arab adalah Umm (أمّ). Tenang, ini cocoklogi dariku sendiri. Meski begitu, laut memang benar-benar Mother of Nature yang sesungguhnya.

Tahu inti cerita ini? Adalah: hidup kok ngga pernah mantai, wah, ini salah satu bentuk kedurhakaan anak ke ibunya.

Dan kamu tahu apa yang lebih menyedihkan dari seorang manusia sebagai "anak dari lautan"?
Ngga bisa renang.











Suguhan

Misal gini, saya datang ke suatu kumpulan. Di sana ada 10 orang. Lalu saya ikut duduk sambil membuka jajan yang sejak awal kubawa supaya dimakan bersama. Yang perlu dilakukan di sini sangat mendasar: makanlah jajan itu, meski hanya ambil satu biji. Justru kesalahan kalau kalian ngga ambil. Ini serius.

Yang sering terjadi, muncul rasa sungkan (atau semacamnya) yang membuat kalian tidak berani mengambil jajan itu. Yang biasa terjadi juga, kalian baru makan setelah saya (yang kasih jajan) beranjak pergi. Sekali lagi, ini kesalahan fatal.

Kenapa sungkan sering kusebut (berpotensi jadi) penyakit? Karena bisa menutupi hal yang lebih mendasar dan penting. Orang bawa sesuatu itu-dalam hal ini katakan saya bawa keripik-sejak awal sudah persiapan, beli dulu, repot-repot bawa di kantong dll,
Kalau memang saya tidak ingin keripik itu dimakan orang lain, ya kusimpan saja di kamar. Selesai.

Bawa jajan atau apa gitu, ada rasa senang ketika apa yang dibawa itu ternyata diambil dan dihabiskan. Dimensi nilah yang selama ini kalian sengaja abaikan hanya karena nuruti sungkan atau tidak sopan.

Ini berbeda dengan situasi bertamu, saya disuguhi toples isi kacang, maka saya wajib ambil secukupnya. Sedikit saja. Kalau satu toples habis kulahap sendiri, naini masalah. Kalau momennya tadi, saya datang bawa jajan, justru yang terbaik adalah kalian ambil, dibagi rata icip semua sampai habis tak bersisa.

Saya berani bertaruh, belum ada yang mengajari kalian berlaku begini. Pun jika ada pasti beberapa saja.

Yakalo yang dibawa satu kresek besar penuh jajan ya jangan dihabiskan sekaligus, berat. Caramu menghormati pemberi jajan adalah dengan memakannya. Apalagi tuh temanmu bawa sesuatu yang dia bikin sendiri, misal kue atau apapun. Makan, habiskan lalu bilang, "Wah ini enak betul...", tidak ada yang lebih menyenangkan hati dari ini.

Apakah yang bawa itu teman, keluarga atau gurumu bahkan, ya itu tadi. Tapi lihat lagi, apakah jajan itu memang dia niatkan untuk kamu bawa pulang atau dimakan di tempat. Kalau dia sampai membukakan dan mempersiapkan dengan tegas, jangan ditolak, J jangan nunggu dia pergi baru makan (ini ( justru bahaya, karena dia bisa saja berpikir kalau jajan itu tidak kamu makan, dibuang atau lainnya).

Kenapa saya bilang ini penting, karena nyaris semua orang tidak melakukannya. Jika kamu datang ke kami (yang misal ada 10 orang) sambil bawa kacang rebus satu plastik kecil, saya akan langsung menerima dan menawarkan ke 9 teman lainnya. Saya taruh tengah, dan jika belasan-puluhan menit tidak ada yang ngambil, saya akan menghabiskannya sendirian. Apakah ini tidak sopan? Yang ada, pemberi malah senang. Lagipula kacang rebus tidak tahan lama, harus segera dihabiskan.

Sekali lagi ini dalam konteks khusus ya, tadi sudah saya gambarkan di awal. Akan berbeda di momen bertamu, menjenguk orang sakit dst.

Apalagi teman sendiri, dia bawa sesuatu khusus untukmu, naini. Teman yang baik itu susah dimiliki.

Tips: nanti kalau ketemu langsung (atau juga bisa via WA), laporan bahwa makanannya enak dan dimakan habis. Berterima kasih lah dengan benar.



Rabu, 02 Juli 2025

Mengunci Hati

Harus diakui, interaksi cowok-cewek itu sangat berpotensi besar untuk menjurus ke arah seksual, entah ke pernikahan atau pelecehan. Ini tak lain karena dorongan kebutuhan biologis manusia itu sendiri.

Makanya jangan heran, banyak senior di kampus yang survei cari adik-adik maba yang bening. Apalagi di ormek, UKM dst lebih mudah lagi carinya. Ada bening dikit, sikat.

Ini, berat. Siapa tahan?
Posisimu sebagai atasan, ketua, senior hingga pengajar, ada yang cakep di depan mata, maka ada dorongan "kekuasaan" untuk ya tadi, kalau ngga ngajak pacaran, ngajak nikah ya buruknya dilecehkan.

Makanya hebat betul kalau ada cowok yang bisa mengontrol ini. Benar-benar hebat. 

                                Source: Pinterest

Hati manusia (dalam hal suka ke lawan jenis) bisa dibuka dan dikunci. Misalnya Luffy, dia adalah Guru, dia menetapkan, ketika mengajar di suatu tempat yang ada ceweknya, maka hatinya dikunci dari mereka semua.

Dalam arti lain, Luffy secara personal "mengharamkan" dirinya sendiri untuk menyukai semua anak didikannya.
Misal di komunitas A, sekali ada yang masuk jadi anggota, maka hatinya dikunci untuknya. Ini bisa, dan membuat dia bisa terus bersikap adil tidak pilih kasih: yang cakep didekati, modus, yang jelek dibuang, tidak begitu.

Meski Luffy bukan pengajar yang baik, tapi selama dia mengajar cewek segala usia, dia bersih dari segala bentuk "perasaan" apalagi menjurus ke arah seksual.
Baginya, hubungan Guru-murid itu sakral. Tidak boleh ada intrik percintaan dalam bentuk apapun.

Bisa. Meski tidak banyak
Seharusnya kalian pernah lihat, ketua pacaran sama sekretarisnya, pengajar kelas pacaran sama satu murid kelasnya, apakah masih bisa berlaku profesional dan adil? Tuduhanku: mustahil.
Hati manusia itu lemah terhadap orang yang dicintai. Akui saja.

Meski doktrin agamanya kuat, kalau tidak punya kontrol atas hati ya bahaya juga. Makanya ketika Luffy ngajar dan muridnya cewek, hatinya harus dikunci terlebih dahulu. Ini membuatnya melihatnya sebagai entitas manusia biasa, tidak lebih. Mau bening atau tidak, dia akan mengajarinya secara maksimal, sama saja.

Pesan ini saya dapatkan dari Kapten. Beliau menyampaikan ini, maksudnya, agar kalian tidak berpikir bahwa semua cowok itu pikirannya kotor. Lihat dulu gimana. Kalau nanti kamu cari Guru dst, jika dipastikan orangnya baperan (dalam konteks 18+) ya mending menghindar, skip, cari yang lain masih banyak. 

Terima kasih sudah membaca 🍊










Senin, 30 Juni 2025

Tertinggal (?)

Aku dan kalian sudah pasti pernah merasa tertinggal dengan saudara, teman atau lainnya. Ini kubilang normal. Sangat normal. Meski tentu berpotensi besar jadi penyakit (rasa bersalah, mengutuk nasib dst).

                                Source: Pinterest

Saya cukup sering ngantar teman di bandara atau stasiun, ya untuk berangkat studi ke luar negeri
Rasa senang ketika ngantar itu beriringan dengan rasa sedih: laiya, beberapa dari mereka kok lancar kali jalannya. Sekali tembak berangkat. Saya bertahun-tahun ngga dapat. Rasa tertinggal, iri tentu ada. Malah bisa dibilang, punyaku ini sudah sampai pada level yang cukup untuk bikin saya stres. Saking banyaknya, seringnya.

Tapi, pada akhirnya itu tidak berefek apa-apa karena saya sendiri paham kalau mereka jenius dan bejo. Sedangkan saya tidak sepintar dan sebejo mereka
Di sini ada semacam penerimaan. Wajar lah.

Itu hanva akal-akalan saja. Kemampuan memanajemen emosi punyaku termasuk yang terbaik. Dengan beban emosional vang sedemikian berat, saya benar-benar bisa nampak tidak ada apa-apa. Ketika Evaluasi Akhir Tahun seperti ini, progres yang kumiliki tidak selalu buruk. Namun bila melihat temanku yang lain, saya bisa tergoda untuk kembali protes pada Tuhan.

Misalnya di antara para Pilar, saya yang paling telat ambil Master. Mana apes dapat kampus ngga bagus.
Secara usia, seharusnya saya sudah proses atau selesai S3. Orang banyak bilang, otakku seharusnya bisa lah ambil studi di sini di situ. Ini membuat "seseorang" yang ada dalam diriku tidak suka datang ke wisuda kampus. Ketidaksukaannya hampir mirip dengan masuk RS.

Sebenarnya itu wajar. Saya masa sekolah dasar dulu berhenti satu tahun. Habis lulus SMA gap year. Habis S1 gap year lagi. Usianya banyak terbuang
Jika melihat catatan, buruknya lebih banyak. Seperti pernah di satu momen yang seharusnya saya dapat sesuatu yang sangat luar biasa skala Grand Line, tapi saya diharuskan mundur dan tidak pernah diperbolehkan kembali. Semacam tidak boleh ikut masuk ke kendaraan itu. Kalau cuman mendekat boleh. Kalau mereka melaju, saya diharuskan ikut tapi jalan kaki atau lari. Padahal, seharusnya saya di sana, di dalam.

Suatu hari, satu kawan baik bilang begini:
"Saya menunggu hal baik datang padamu''

Dari beberapa momen yang lebih dalam kupahamni, tertinggal dan gagal itu fakta yang tidak bisa diubah
Fakta saya belum lanjut kuliah misalnya, fakta bahwa saya tidak menang ini ini, itu kenyataan. Sebagai manusia biasa, saya benar-benar protes ke Tuhan.

Tahu apa yang kurang?
Dua

Pertama, sabar
Saya tidak sabar atas jalan takdir yang dikasih. Sebenarnya, saya tidak benar-benar percaya dengan kalimat "semua akan indah pada waktunya" karena itu biasanya hanya omongan orang payah yang mencoba menghibur diri. Tapi, bukan karena "semua akan indah" tapi dimensi sabar itu ternyata lebih luas.

Sabar bisa dimaknai cukup banyak. Salah satunya adalah sabar itu satu adonan dengan ketangguhan.
Orang kalah lalu menerima kekalahan, lalu nanti ketika ada kesempatan itu ikut lagi, ngga kapok dan ngga menyerah, naini ketangguhan. Yaini sabar.
Seperti pohon yang hidup di tempat ekstrim, dia tangguh dan terus berusaha hidup. Inilah pohon yang sabar.

Karena, tiap orang memang tidak akan pernah punya pola hidup yang sama. Ya pantes, ada orang habis S1 langsung S2 langsung S3 karena beasiswa orang tuanya unlimited. Tidak sama dengan yang harus kerja dulu nabung atau belajar keras buat dapat beasiswa. Ini contoh kecil, dan contoh ini nyata banyak.

Kesalahanku dulu, tidak sabar dalam melihat rentang hidup atas proses. Ya sama kayak beberapa dari kalian yang pasang target usia sekian harus nikah, bikin buru-buru dan asal pilih. Seolah ketika target itu terlewat dan belum tercapai, menjadi kegagalan.

Saya sudah melihat banvak cerita manusia di banyak tempat. Jika boleh saya simpulkan secara kasar, apa yang disebut "nikmat" itu dibagi secara proporsional
Sulit dibilang "adil" dalam kacamata manusia. Karena ya ngga bakal pernah puas dan merasa adil. Contoh mudah, ada yang ekonominya agak susah, tapi tidak punya penyakit sama sekali. Ada yang duitnya banyak banget, tapi kesehatannya bermasalah.

Hasil atas kontemplasi yang intens itu membuatku lega. Saya bilang,
"Mas, kamu dari kemarin ngga sabar. Sekarang, ayo jadi orang yang sabar''

Itu diputuskan sekitar pertengahan 2021
Jika seandainya saya adalah pohon yang tidak punya daun dan bunga yang cantik, gapapa. Bahkan tanpa buah manis pun gapapa. Saya hanya harus terus tumbuh. Perkuat batang, perdalam akar. Kupastikan ketika badai paling dahsyat, saya sendiri yang tidak tumbang. Tetap tegak, karena meski ngga berbunga cantik, tapi kayunya punya kekuatan super. Kira-kira begitu.

Kedua, ini lucu: saya tidak punya cukup kadar keberuntungan
Makanya, ucapan kawan tadi itu benar. Ini hanya soal waktu.

Seperti kata Kapten Roger, nanti akan datang gilirannya
Menurutku, ini masih bisa diterima karena saya belum berusia 50-an. Seharusnya, ada nanti sedikit kesempatan saya bisa bertarung di New World.

Jadi, siapa yang tertinggal sekarang?
Ya saya sendiri. Cuman sekarang, saya sudah sepenuhnya bebas dari rasa sedih atau merasa dunia tidak adil. Apalagi, apa yang sudah kulalui dalam rentang 2 tahun terakhir ini sebenarnya alur yang ajaib.

Yang ingin saya sampaikan sekarang: protes ke Tuhan saja kalau memang kamu merasa tertinggal, ngga bejo dan apes terus. Minta saja ganti yang lebih baik
Masalahnya, "ganti" ini seringkali tidak disadari. Kesempatan, kesehatan, ortu yang utuh dan baik, karir, teman yang baik, ngga ada pakemnya.

Protes itu berisi, "Yowes, aturen!" dengan tetap konsisten di jalan yang sedang diperjuangkan
Lebih jauh dari sekadar mindset, ini adalah bentuk ketegasan bahwa mustahil hari hujan terus. Yakali apes terus. Pun jika memang begitu, ada kemungkinan nanti keberuntungan dan kebaikan diterima oleh keluarga atau orang yang kita sayangi. Seharusnya itu bukan hal yang buruk.

Kalau versi kawan lama: vakan sekarang ketinggalan, biasa saja. Lihat siapa yang lebih hebat nantinya
Apa kamu tidak jadi pengurus organisasi top? Tidak punya piala besar? Tidak punya jabatan tinggi? Bukan mahasiswa kampus top? Untuk sekarang, terima saja. Ya emang begitu, mogimana. Progresnya, ini yang penting. Lihat 5-10 tahun lagi, siapa yang lebih hebat?
Atau memang cuman ingin jadi NPC saja, ya pilih.

Meski saya ngga sehebat teman-teman saya tadi, tertinggal di beberapa aspek, tapi saya sekarang juga bukan orang yang bisa kalian rendahkan. Seharusnya yang pernah ketemu saya langsung tahu itu
Ini yang kuajarkan ke anak-anak: jadilah kuat. Keren. Saya akan memastikan ketika duduk dengan para akademisi univ dunia, saya bisa imbang dalam penguasaan ilmu dan keluasan referensi. Lagian, orang kalau dianggap hebat itu ngga lagi penting dulu kuliah di mana. Serius.

Terima kasih sudah membaca 🍊





















Adab Ketika Bertamu

Adab ketika bertamu kategori umum
[Ini berlaku umum, ke siapapun, semua daerah apapun adatnya, semua usia, tidak hanya momen idulfitri saja].

Pertama, perhatikan pakaiannya
Batasannya jelas: berpakaian yang sopan dan rapi. Ini subiektif, tapi kita tentu sepakat bahwa pake celana sobek-sobek tentu tidak layak dipakai jike bertamu.
Untuk gampangnya, ambil saja mode berpakaian formal (profesional), mau jamaah ke masjid atau samain aja kalo lagi mau kondangan.

Disarankan untuk menghindari memakai kaos pendek. Ini baju informal, kurang pas jika bertamu. Lebih bagus jika memakai kemeja atau baju lengan panjang, cewek cowok sama saja. Dalam skala kesopanan, Iengan panjang lebih sopan dari lengan pendek. Ingat ini.

Catatan: hindari menggunakan baju yang mewakili atribut identitas apapun, kecuali jika memang kamu datang sebagai rombongan organisasi dst
Misal, jangan pake baju jersey Arema Indonesia ketika bertamu. Bisa jadi tuan rumahnya Bonek. Apalagi yang berbau politik, ya jangan. Pake baju yang netral saja, kosongan lebih baik.


Kemudian, perhatikan waktu
Jangan bertamu di waktu istirahat, waktu solat dan larut malam.

Jika di pedesaan, pintu tertutup maka balik aja, Datanglah lain kali. Berbeda dengan di kota, lihat gerbangnya terbuka atau tidak. Cari bel dan pencet maks 3x. Jika tidak ada respon, balik. Lebih utama sebenarnya konfirmasi dulu, hari A jam B di rumah apa engga.

Catatan: jika kamu bertamu ke teman dekat yang udah akrab, JANGAN bablas sampe larut malam meskipun dia bilang ngga masalah. Dia punya keluarga, ortu bahkan istri, naini, segera pamit. Mereka bisa terganggu. Jam 9 malem lah maksimal. Kalo kalian masih ingin ngobrol lama, silakan geser ke warkop terdekat.

Ketika menuju ke dalam, pastikan sepatu atau sandalmu ditaruh di tempat yang disediakan. Jangan menggeser yang sudah ada apalagi menginjaknya. Paling baik, buat posisi sandal menghadap ke luar (sama kayak kalo melepas sandal ke masjid). Jadi sandalmu langsung bisa kamu pakai ketika pulang karena menghadap ke depan. Bisa dibayangkan ya posisinya.

Dalam situasi sudah di dalam, di sini pastikan anda ngga "krik-krik". Kreatif cari topik. Jadilah tamu yang sopan sekaligus menyenangkan. Kalo alibi sungkan membuatmu diem kek patung, itu pilihan yang buruk.

Tips: lebih amannya, misal ke Guru atau tokoh, datanglah rame-rame dan pemimpin rombongan atau siapa yang paling kuat di sana yang buka topik
Nanti kita bicara lebih detail di pembahasan khusus.

Sekarang kita bicara suguhan. Tamu HANYA ngambil suguhan jika sudah dipersilahkan oleh tuan rumah.

                             Source: Foto Pribadi

"Ayo silahkan diambil" naini anda harus ngambil, walaupun sebiji kacang, ambil. Perhatikan betul: jangan ngambil yang jauh. Ambil sesuatu yang ada di depanmu. Radiusnya adalah tanganmu sendiri. Jika lebih dari itu, skip. Duduk aja anteng, makan yang ada di depanmu.

Cara makan: makan dengan mulut tertutup
Minimalkan suara "kriuk-kriuk" atau semacamnya. Untuk kukasih tau, makan mode ini adalah table manner internasional. Jika kamu masih makan dengan mulut terbuka dan terdengar "kecap-kecap" maka belajarlah mulai sekarang.

Agak jarang terjadi, tapi ada momen kamu dikasih atau diajak makan (berat, yakni nasi) oleh tuan rumah
Ajakan ini harus diterima, bahkan jika kondisimu puasa sunnah. Jangan nolak, apalagi kalo emang udah disiapin. Ambil aja secukupnya, lalu makan dengan teknik yang nanti masuk ke tingkat tinggi (kubahas lain kali).

Lalu minum. Naini penting
Jika kamu secara sadar mengambil air minum gelas kemasan akua, maka kamu wajib menghabiskan semua airnya.

Air di gelas akua ini harus habis, ngga boleh sisa. Kalo emang ngga haus, ya jangan ambil. Kalo ambil, harus habis dan SAMPAHNYA dibawa balik (dalam konteks ngga ada tempat sampah di sana)
Jika gelas akua tadi kamu ngga habis, maka BAWA PULANG. Gelas akua ya, ini setelah pamit bawa keluar.

Gelas akua kosong ini sampah, berlaku juga untuk bungkus plastik permen atau kulit kacang, apapun itu pokoknya ambil dan bawa keluar. Jangan sekali-kali meninggalkan jejak apapun Sebab, masih cukup banyak tuan rumah yang ngga menyediakan tempat sampah ketika idulfitri,. Jadi, bawa keluar sampahmu. Saya biasa masukin kantong kulit kacang, kulit jeruk atau apapun, ya karena itu sampahku jadi harus kubawa keluar.

Kalo kasusnya kamu dikasih minum di gelas kaca atau semacamnya, JANGAN pamit sebelum airnya habis tak tersisa. Nakalo ini gelasnya jangan dibawa pulang ya

Setelah habis, segera pamit. Jangan bertamu terlalu lama. Apalagi tuh misal ada tamu lain yang datang, naini waktu yang tepat untukmu buat pamit. Tergantung tuan rumahnya siapa, jika beliau orang soleh, seorang alim, jangan sungkan minta doa dulu sebelum pamit.

Oiya, selama bertamu, HP taruh saku. Ngga dikeluarkan apalagi dibuka. STOP jadi sok paling sibuk. Ada chat masuk, ntar dulu. Nanti. Masukin kantong, atur mode pesawat. Belajarlah untuk beberapa menit saja ngga hapean. Sekelas presiden saja waktu nerima tamu ngga pernah hapean, apa kita lebih sibuk dan lebih penting dari presiden?

Selanjutnya, dari sudut pandang tuan rumah, biar ngga cuman nuntut tamu buat sopan, kalo kita menerima tamu juga harus memperhatikan banyak hal.

Tuan rumah yang baik adalah yang menyambut tamu
Jika mereka datang atau keliatan dari pintu, berdirilah. Jalan ke depan dan salaman. Ini paling baik. Artinya, kamu aktif menyambut ke depan, tidak nunggu mereka mendekatimu.

Note: ini benar-benar harus dilakukan ketika tamu itu adalah orang yang lebih tua, misalnya Guru. Sebab ngga jarang, beliau yang mampir ke rumah kita.

Jangan lupa untuk mempersilahkan duduk.
Mempersilahkan ambil suguhan, tentu saja. Ada tuan rumah yang membukakan tutup toples ke tamu, ini penting. Toples memang idealnya ditutup ketika ngga ada tamu, biar jajannya ngga melempem. Bukalah ketika tamu datang, sambil dekatkan ke mereka. Perhatikan jika ada bocil di sana, dekatkan jajan yang disukai bocil.

Ada mode yang lebih tinggi di sini: tuan rumah mengangkat satu toples untuk meminta semua tamu ngambil satu-satu. Tuan rumah akan membuka satu wadah dan mempersilahkan semua tamu ngambil, tapi tuan rumah yang ngangkat wadahnya sampe ke depanmu. Begitu terus gantian mendekat ke semua tamu. Mode ini opsional, jika memungkinkan bisa dipakai.

Untuk minuman, jika kamu berniat menyuguhkan teh atau es, vang terbaik adalah kasih gelas kosong dan teko transparan. Kita ngga tau apakah tamu itu suka teh atau engga, perutnya penuh air atau haus. Biarkan mereka menuangkan air sendiri. Jika kamu ngasih gelas yang udah full air minum, hindari ini.

Itu juga berlaku kalo kamu berniat menjamu tamu (makan besar). Kasih piring kosong, biarkan ambil sendiri nasi dan lauknya. Entah dia ambil porsi dikit banget atau banyak banget, ngga usah komen apa-apa.

Juga ajaklah tamu ngobrol. Chit-chat gitu lah, jangan diem-dieman. Jika ada tamu asing yang ngga kamu kenal, jangan segan bertanya dia siapa dari mana. Gapapa (meskipun sebenarnya, yang paling baik adalah pemimpin rombongan tamu yang memperkenalkan ke tuan rumah).

Usahakan untuk maen, datangi Guru, kerabat, sahabat yang jaraknya bisa dijangkau. Ya kisaran 40-60 km (estimasi normal motoran satu jam). Setahun sekali, datangi mereka. Seharusnya itu tidak berat.

Terlebih ke mereka yang dulu udah bantu banyak ke kita, jasanya tidak terukur, datangi ke rumahnya
Umur ngga ada yang tau. Apalagi kalo kamu emang ngga pernah ke rumahnya, naini coba datang. Sekali seumur hidup lebih baik daripada ngga pernah sama sekali.

Yang perlu diusahakan untuk datang tiap tahun (idulfitri) ya Guru. Coba diingat kembali, siapa dulu yang ngajari kamu alif ba ta, ngajari solat, di diniyah, SD, sampe terakhir kuliah, yang ngajarin bisa ngomong di publik, nulis, menjadi pribadi profesional.

Lalu sahabat, teman baik, teman masa sekolah, di organisasi, yang ketemu di warkop, yang pernah bantu kamu dan yang baik hatinya. Reuni kecil ini pake untuk nostalgia masa dulu. Jangan bahas pekerjaan-status sekarang.

Jika memang terlalu jauh atau tidak memungkinkan datang, minimal kasih pesan. DM atau chat WA untuk berterima kasih. Ngga usah copy paste ucapan maap-maap yang pasaran. Panjang tapi kopas ngga guna. Mending satu kalimat pendek tapi asli ketikanmu sendiri, itu lebih berharga.

Catatan penting: untuk waktu singkat saja selama lebaran, lepaskan dulu jubah kebesaranmu. Okelah, kamu udah jadi orang sukses, orang penting, top di luar sana, ketika lebaran dan balik ke kampung halaman, ya kembalilah jadi kayak dulu.

SKIP dulu sejenak grup kantor, kuliah, organisasi, apalah itu. Yang jauh-jauh bisa direspon nanti. Ngga harus cepet. Hargai semua yang jumpa di hari lebaran secara langsung. Jangan pernah menjauhkan dan mengabaikan yang dekat.

Juga jangan baper jika kamu chat seseorang tapi dia ngga bales. Ini lebaran, jangan bikin drama baru
Ketik pesan yang berisi semua hal yang ingin kamu sampaikan. Jangan salam doang. Tulis semua, nanti dia balesnya kapan ya itu terserah dia. Yang terpenting, kamu udah menulis pesan.

Catatan: MINTA MAAF ke orang yang semisal, kamu punya hutang ke dia tapi belum mampu, belum bisa ganti barang yang kamu rusak, Gapapa, ngomong aja kalo emang belum ada rezeki. Akui dan minta maaf apa adanya. Jangan kabur.

Lalu, seperti vang selalu kubilang, banyak-banyaklah berterima kasih. Idulfitri bakal pada saling minta maaf, itu tradisinya,. Tapi jangan lupa untuk nambah kalimat yang jauh lebih kuat: berterima kasih.

Pegang ucapanku ini: manusia lebih menyukai ucapan terima kasih daripada minta maaf. Meskipun toh ngga ada hadiah atau apapun, berterima kasih ini nilainya sangat besar. Inget aja, besok idulfitri bakal jarang yang melakukannya. Makanya, jadilah salah satunya.

Berterima kasihlah dengan benar, ya...

Terima kasih sudah membaca 🍊























Apa kamu ingin terkenal?

Apa kamu ingin terkenal?
Tidak perlu sungkan-sungkan. Jawab saja "Iya!"
Sekarang, mari kita kembali ke tahun 2023 kemarin.

Kejadian tahun Ialu ini menjadi contoh yang cukup sempurna. SEA GAMES 2023, ajang olahraga yang berisi banyak cabang, banyak yang meraih medali dan mengukir prestasi. Cabang renang (seperti yang paling sering diberitakan kala itu), juga dapat emas. Tapi, siapa yang peduli dengan cabang renang? Seluruh rakyat Indonesia adalah suporter sepakbola. Popularitas sepakbola adalah mutlak nomor satu. Makanya ketika konvoi itu, Timnas Sepakbola paling spesial: kendaraannya, sorak-sorai masyarakat, dll. Menjadi populer itu menarik, menakjubkan. Meskipun sama-sama juara 1, kalo ngga populer, ya dicuekin, benar kan?

Timnas Sepakbola dengan basis pendukung terbanyak sekaligus fanatik, bandingkan kemaren sebelum dan sesudah bertanding melawan Uzbekistan.
Sebelum bertanding, meme keluar penuh semangat. Dukungan penuh seluruh elemen. Setelah kalah?

Lawan Uzbek, yang paling dominan disalahkan tentu saja wasit. Kalah lawan Irak, tiba-tiba seluruh Indonesia kompak menyalahkan satu pemain Timnas yang konon bermain egois dan anti kritik.
Saya tidak sedang bicara tentang Timnas. Ini tentang efek samping popularitas.

Ini ngga beda jika kamu dikenal siswa paling pinter di sekolah, lalu ternyata kamu ngga menang olimpiade tingkat kota, jangan heran jika tiba-tiba kamu diejek seluruh sekolah, guru murid semua kecewa padamu
Popularitas, dianggap paling pinter itu, artinya mereka berekspektasi lebih: kamu ngga boleh kalah. Jika kalah? Fans berubah jadi haters.

Ini sedikit berbeda dengan bulu tangkis yang prestasinya udah jelas lebih banyak daripada sepakbola. Badminton Indonesia merupakan salah satu yang terbaik sedunia, tapi fans badminton ngga sebanyak suporter sepakbola karena badminton memang kalah populer dari sepakbola. Berita tentang badminton juga ngga rame. Kita ngga pernah liat ada nobar badminton di balaikota.
Malah ringan, ketika atlet badminton kalah, hujatannya juga minim. Malah nyaris ngga ada.

Tidak, saya tidak bermaksud mengajak agar "Jangan jadi populer". Tapi naif jika kamu tidak mempertimbangkan efek yang kusampaikan tadi. Popular itu enak, menyenangkan, duit banyak, "teman" juga banyak, tapi jangan lupa, setiap pilihan hidup itu selalu memiliki harga yang harus dibayar.

Menjadi influencer, selebgram atau selebtiktok hari ini ngga sulit, apalagi kalo kamu cewek. Yang ngga cakep aja bisa viral, apalagi yang cakep. Agak beda dengan zaman dulu, terkenal harus susah payah ikut audisi di Jakarta buat jadi pemain film, atau mikir keras bikin lagu untuk jadi musisi. Ini era keterbukaan informasi, semua bisa jadi artis.

Jika kamu terkenal, uang mengalir deras. Apalagi kalo kontenmu edukasi, kebermanfaatan ilmu juga lebih luas.

Tapi juga jangan lupa, semakin tinggi puncak didaki, semakin tipis oksigen, semakin sulit bernafas dan anginnya semakin kencang. Ini risikonya. Seperti suporter Timnas tadi, lihat di medsos sekarang bagaimana mereka ribut sendiri akibat kekalahan tim kesayangannya itu.

Jika kamu memang ingin terkenal, mentalnya amankan dulu. Kan ngga sama ya, kamu melakukan satu kesalahan kecil di dalam ruangan berisi 10 orang dengan di atas panggung dihadapan 10.000 penonton. Followers ratusan-jutaan yang ingin kamu miliki, adalah pasang mata yang melihatmu tiap kamu posting. Mereka bebas menghujat atau memujamu, sebab medsos itu berlaku hukum rimba: bebas

Tapi orang kalo populer itu ya banyak kelebihannya. Artis Olga ketika meninggal, yang datang ribuan orang. Artis populer, ngga jauh beda ketika tokoh negara atau tokoh agama kharismatik ketika wafat. Secara kuantitas mirip. Atau seorang pendakwah populer yang langsung dapat beasiswa penuh di salah satu kampus Islam di Surabaya, terlepas apakah dia dari kalangan mampu atau tidak, pinter atau tidak, populer, ini dia.

                                 Source: Pinterest

Nah, setelah sekian perjalanan yang udah kulalui, ada sedikit orang yang aneh: mereka menolak popularitas. Kehebatannya, reputasinya, semua orang tau. Tapi paradoks ketika malah berusaha menyembunyikan identitasnya sendiri. Bekerja sendirian, juga-dari salah satu yang kutanya-berniat mati dalam sepi, ngga banyak pelayat. Ada pula sebagian yang lain, ingin dikenal karya dan jejaknya saja, bukan dirinya personal: Yang kedua ini lebih umum, sebab banyak sekali mahakarya hebat itu tampil dan terkenal, sedangkan pencipta dan key person-nya malah ngga ada yang tau siapa. Emang, manusia itu selalu punya pengecualian.

Terima kasih sudah membaca 🍊








Pergi ke mana cita-cita itu?

Anak manusia alaminya lahir dan tumbuh besar bersama impiannya. Coba tanya anak kecil. Mereka pasti punya, terlepas apakah itu logis atau ti...