Dari mana asal mula kehidupan?
Jutaan-milyaran tahun silam, seluruh permukaan bumi itu mendidih. Jutaan tahun kemudian memadat (dalam arti lain, mendingin karena tidak lagi mendidih). Jutaan tahun kemudian, seluruh permukaan bumi tenggelam oleh air. Benar, dulu, bumi adalah planet air.
Dari lautan itulah, lahir "kehidupan". Mikroorganisme sederhana yang hidup dengan struktur sel yang sangat sederhana. Spesies ini konon berkembang biak dengan cara membelah diri (atau dengan cara lain). Jutaan tahun berlalu. Mahluk ini pun semakin banyak.
Mikroorganisme itu pelan tapi pasti, menghasilkan sesuatu yang menjadi fondasi kehidupan yang lebih luas: oksigen. Para leluhur mahluk hidup itu, dari lautan, terus menghasilkan oksigen. Pelan-pelan, langit "terbentuk" sebagai atap yang melindungi planet bumi dari hantaman benda langit. Itulah yang kita sebut lapisan ozon.
Atap telah aman, menjadi payung yang melindungi rumah ini. Siklus kehidupan perlahan terbentuk. Datanglah hujan, yang menghasilkan air tawar. Perlahan, permukaan air juga turun. Daratan muncul ke permukaan. Salah satunya, Pangea, benua raksasa yang dulu menyatukan seluruh permukaan bumi.
Leluhur tadi pun berevolusi. Yang semula hanya mikroorganisme sederhana, perlahan berubah menjadi mahluk yang memiliki sistem pernapasan, pencernaan, mata dan seterusnya. Spesies tunggal semakin beragam. Menjadi sekian banyak spesies mahluk air asin.
Satu mahluk itu berevolusi karena punya kebiasaan aneh: dia sering muncul ke permukaan laut. Kayaknya, dia bosan di dalam air. Insang miliknya--dalam rentang sekian ribu-juta tahun-- berubah jadi paru-paru. Dia ikan, tapi bernafas dengan paru-paru.
Dia pun iseng dan nakal. Tidak mengikuti "aturan adat masyarakat laut" sehingga apa yang ada di dalam lautan membuatnya bosan. Suatu hari, dia melihat ada hal aneh di permukaan. Di sana tidak ada air. Permukaannya keras. Dia pun mencoba naik ke permukaan, dan nyaman di sana. Menjadi mahluk yang disebut sebagai leluhur hewan darat.
Dari lautan, awan terbentuk dan menghasilkan hujan. Air tawar itu menyirami tanah kering, lalu tumbuh tunas pertama. Singkat cerita, daratan terus berkembang. Dari berbagai literatur, daratan dihuni oleh beragam mahluk seperti hewan, tumbuhan, manusia, jin hingga entitas yang disebut dewa. Ada banyak kejadian menakjubkan di daratan berdasarkan catatan sejarah ilmiah maupun mitos-legenda. Ada kehancuran, keindahan, darah dan banyak lagi.
Hari ini, konon seluruh permukaan bumi sudah dipindai oleh satelit. Peta sudah sangat akurat. Manusia bahkan sudah meneliti dan mencoba memahami alam yang skalanya jauh lebih besar: luar angkasa.
Ironisnya, lautan justru belum sepenuhnya terjamah. Belum sepenuhnya ditelusuri dan dipahami. Padahal, dia adalah Ibu bagi semua mahluk hidup di bumi.
Laut, dalam bahasa Jepang disebut Umi (海), sedangkan Ibu dalam bahasa Arab adalah Umm (أمّ). Tenang, ini cocoklogi dariku sendiri. Meski begitu, laut memang benar-benar Mother of Nature yang sesungguhnya.
Tahu inti cerita ini? Adalah: hidup kok ngga pernah mantai, wah, ini salah satu bentuk kedurhakaan anak ke ibunya.
Dan kamu tahu apa yang lebih menyedihkan dari seorang manusia sebagai "anak dari lautan"?
Ngga bisa renang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar