Ini panjang. Setidaknya ambil satu petunjuk dariku berikut: ada dua tipe orang hebat di dunia ini, yaitu hebat untuk dirinya sendiri, dan hebat untuk orang lain.
Tipe pertama ini bisa dijadikan Guru, dengan syarat kamu sendiri haruslah sudah hebat sejak awal. Aggaplah, kamu ingin belajar langsung dengan seorang ilmuwan sekelas Einstein, salah satu orang paling jenius di dunia itu. Einstein adalah manusia dengan level ilmu di "atas langit" sehingga untuk dapat berguru dengan baik dengannya, kamu sendiri haruslah seorang Prodigy.
Kenapa? Manusia yang terlahir jenius sejak kecil, tidak akan pernah memahami apa yang dialami oleh manusia yang berangkat dari otak pas-pasan. Ini seperti bicara tentang kemiskinan, anak yang sejak lahir sudah hidup bergelimang harta tidak akan pernah paham situasi yang diceritakan anak kost yang makan nasi dengan kecap saja.
Makanya kemarin ada pertanyaan, semacam "Apa bisa berhasil jika saya diajar privat oleh orang paling ahli matematika di dunia?" Jawabannya, bisa iya bisa tidak. lya, karena memang banyak buktinya. Tidak, karena seringkali kehebatan Guru yang dia atas langit itu tidak terjangkau oleh muridnya sendiri yang tidak bersayap.
Juga jangan lupa, tidak semua orang pintar itu bagus dalam mengajar. Keduanya berbeda dan sering terpisah. Tetapi jika kamu mengingat Rule Number 1, maka bisa jadi sebuah pengecualian: kuncinya ada di dirimu sendiri, bisa mengejar? Berani berlari tanpa henti?
Secara umum, memang anak yang potensinya besar harus ditemani oleh Guru yang levelnya di atas rata-rata. Energinya sama, bisa terkoneksi dengan cepat. Meski begitu, orang hebat dengan ratusan prestasi mentereng itu pun perlu dilihat lagi apakah dia bisa membagi kehebatannya yang melegenda, atau jangan-jangan itu memang hanya untuk dirinya sendiri saja. Yang terpenting, apakah dia mau menerimamu, anak biasa saja ini.
Misal Dewi, dia pernah duduk dengan seorang profesor yang sangat hebat. Yang dibicarakan hanya dirinya sendiri, prestasinya, karya-karyanya, ke sana ke sini, juga tentu, Dewi akhirnya tahu bahwa profesor mewajibkan mahasiswa kelasnya untuk beli bukunya dan mengutip karya tulisnya di paper tugas akhir. Hebat, untuk dirinya sendiri.
Atau ya, mudahnya lihatlah orang terpintar di kelasmu sekarang, yang paling hebat di angkatanmu, apa dia sedemikian egois untuk kamu mintai tolong agar dijelaskan beberapa pelajaran? Bisa jadi dia memang egois, takut tersaingi, tapi juga bisa jadi dia memang tidak tahu bagaimana mengajarimu. Dipastikan dulu deh.
Tipe kedua tentu mudah: kebalikannyaa
Apa bisa dimengerti?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar