Sabtu, 26 Juli 2025

Pergi ke mana cita-cita itu?

Anak manusia alaminya lahir dan tumbuh besar bersama impiannya. Coba tanya anak kecil. Mereka pasti punya, terlepas apakah itu logis atau tidak (misal pengen jadi Spiderman kayak saya). 

Fokus ke inti persoalan. Ada beberapa hal yang menjadi sumber masalah di sini. 

Yang paling mendasar: tidak punya pendirian tegas
Ini kemudian menyebabkan hidup melulu mendengarkan orang lain dan mengabaikan suara hatinya sendiri. Lebih jauh, ini juga yang membuat hidup mengalir saja. Hidup asal hidup, ngga ada ambisi ngga ada yang diperjuangkan.

Penyebab yang lain tentu banyak, yang menyebab seiring bertambahnya usia, cita-cita itu menguap. 
Bukan tentang besar atau kecilnya cita-cita, tapi tentang punya dan tidaknya. Kalau ngga punya (atau pernah punya tapi kini tidak), naini bahaya.

Api yang sudah redup, perlu dinyalakan kembali
Caranya? Gampang

Sebelum itu, identifikasi dulu beban apa yang kamu emban sekarang. Kenali ini dulu, jelas dan objektif. Apapun boleh. Identifikasi ini kalau berhasil, bisa menemukan kekurangan dirimu sendiri, serta batasannya. Sayangnya, ini seringkali gagal dilakukan karena malas (akibat sikap mudah menyerah terhadap masa depan atau kapok).

Jika syarat itu terpenuhi, mari kita obati
Saya akan fokus sesuai dengan pertanyaan awal: mengisi kekosongan. Jika memang kosong tidak tahu apa yang ingin-harus dilakukan, ada dua pilihan:
Kebutuhan & Keinginan.

Kebutuhan ini mudahnya kembali ke situasi dirimu sekarang sedang disibukkan oleh apa. Kerja apa, tanggung jawab apa, dst. Ini butuh penerimaan hati. Rasa ikhlas. 

Keinginan, bisa diputuskan untuk mengambil kembali cita-cita masa dulu atau bikin baru. Di sini butuh keberanian.

"Sekarang coba sampaikan ke saya apa yang sebenarnya ingin sampeyan lakukan, yang ingin dimulai dan dimiliki".

Pertanyaan ini selalu saya tanyakan kalau diharuskan menangani anak-anak bingung seperti itu. Harus tegas, jujur dan apa adanya. Kalau ini bisa dijawab, selebihnya aman. 

Tips: coba tulis, bikin Blueprint sederhana. Tahun ini ingin apa, tahun depan ingin apa.

Ini tidak dimaksudkan untuk membuat rencana hidup. Ini untuk menggali jawaban. Nanti akan jelas, yang jawab itu hati, akal, atau nafsu. Cara membedakannya? Lakukan dulu, nanti jelas sendiri. Kebiasaan buruk kalian adalah takut dulu sebelum mulai.

Nanti muncul alur yang kubilang ideal: yang bicara hati, yang mengolah akal. Contoh, setelah sekian hal ditulis, akhirnya hati bicara bahwa "Ah, saya ingin bikin usaha"
Keinginan abstrak ini diterima oleh akal, diolah, berapa kemungkinan terealisasi (untuk saat ini), apa saja syaratnya (supaya itu tercapai) dst.

Jika benar-benar kosong, saya sarankan untuk jalan-jalan sebentar. Jalan kaki atau motoran, pokoknya keluar. Jangan melulu mengurung diri di kamar. Lihat dunia luar. Lebih baik jika bisa ngobrol topik deep talk dengan seseorang yang bijaksana.

Wajib untuk tidak buru-buru. Apalagi yang merasa usianya sudah tidak lagi mudah nih, penyakit kalian itu merasa kayak udah tua dan kayak besok pagi dah mau mati. Tenang, sabar.

Serta satu fondasi yang wajib diafirmasi: bahwa tiap orang itu unik dengan jalan ceritanya masing-masing.
Kegagalan dan keberhasilan orang lain, itu ceritanya. Layak untuk tahu demi dipelajari, tidak untuk 100% diikuti apalagi iri hati. Ingat, harus tegas.

Jika benar-benar masih bingung mentok ngga nemu, maka satu saran yang teruji ampuh: Tombo Ati no 3

Pokoknya join perkumpulan, kegiatan, komunitas (entah luring atau daring) atau apapun yang positif. Paksa diri untuk sibuk. Contoh mudah, ada agenda RT kerja bakti, gas join.

Cara terakhir ini yang paling sering kupakai, meski harus memaksa di awal. Ya lambat. Untuk catatan, saya adalah penganut ideologi "Mindset itu ngga sepenting itu" karena yang lebih penting bukan mindset, bukan teori, tapi habit.

Mudahnya, pokoknya paksa diri untuk aktif jamaah di masjid. Urusan keimanan dan kesalehan itu diatur kemudian.

















Jumat, 25 Juli 2025

Mother of Nature

Ini adalah sejarah bumi yang disederhanakan.
Dari mana asal mula kehidupan?

Jutaan-milyaran tahun silam, seluruh permukaan bumi itu mendidih. Jutaan tahun kemudian memadat (dalam arti lain, mendingin karena tidak lagi mendidih). Jutaan tahun kemudian, seluruh permukaan bumi tenggelam oleh air. Benar, dulu, bumi adalah planet air.

Dari lautan itulah, lahir "kehidupan". Mikroorganisme sederhana yang hidup dengan struktur sel yang sangat sederhana. Spesies ini konon berkembang biak dengan cara membelah diri (atau dengan cara lain). Jutaan tahun berlalu. Mahluk ini pun semakin banyak.

Mikroorganisme itu pelan tapi pasti, menghasilkan sesuatu yang menjadi fondasi kehidupan yang lebih luas: oksigen. Para leluhur mahluk hidup itu, dari lautan, terus menghasilkan oksigen. Pelan-pelan, langit "terbentuk" sebagai atap yang melindungi planet bumi dari hantaman benda langit. Itulah yang kita sebut lapisan ozon.

Atap telah aman, menjadi payung yang melindungi rumah ini. Siklus kehidupan perlahan terbentuk. Datanglah hujan, yang menghasilkan air tawar. Perlahan, permukaan air juga turun. Daratan muncul ke permukaan. Salah satunya, Pangea, benua raksasa yang dulu menyatukan seluruh permukaan bumi.

Leluhur tadi pun berevolusi. Yang semula hanya mikroorganisme sederhana, perlahan berubah menjadi mahluk yang memiliki sistem pernapasan, pencernaan, mata dan seterusnya. Spesies tunggal semakin beragam. Menjadi sekian banyak spesies mahluk air asin.

Satu mahluk itu berevolusi karena punya kebiasaan aneh: dia sering muncul ke permukaan laut. Kayaknya, dia bosan di dalam air. Insang miliknya--dalam rentang sekian ribu-juta tahun-- berubah jadi paru-paru. Dia ikan, tapi bernafas dengan paru-paru.

Dia pun iseng dan nakal. Tidak mengikuti "aturan adat masyarakat laut" sehingga apa yang ada di dalam lautan membuatnya bosan. Suatu hari, dia melihat ada hal aneh di permukaan. Di sana tidak ada air. Permukaannya keras. Dia pun mencoba naik ke permukaan, dan nyaman di sana. Menjadi mahluk yang disebut sebagai leluhur hewan darat.

Dari lautan, awan terbentuk dan menghasilkan hujan. Air tawar itu menyirami tanah kering, lalu tumbuh tunas pertama. Singkat cerita, daratan terus berkembang. Dari berbagai literatur, daratan dihuni oleh beragam mahluk seperti hewan, tumbuhan, manusia, jin hingga entitas yang disebut dewa. Ada banyak kejadian menakjubkan di daratan berdasarkan catatan sejarah ilmiah maupun mitos-legenda. Ada kehancuran, keindahan, darah dan banyak lagi.

Hari ini, konon seluruh permukaan bumi sudah dipindai oleh satelit. Peta sudah sangat akurat. Manusia bahkan sudah meneliti dan mencoba memahami alam yang skalanya jauh lebih besar: luar angkasa.
Ironisnya, lautan justru belum sepenuhnya terjamah. Belum sepenuhnya ditelusuri dan dipahami. Padahal, dia adalah Ibu bagi semua mahluk hidup di bumi.

Laut, dalam bahasa Jepang disebut Umi (海), sedangkan Ibu dalam bahasa Arab adalah Umm (أمّ). Tenang, ini cocoklogi dariku sendiri. Meski begitu, laut memang benar-benar Mother of Nature yang sesungguhnya.

Tahu inti cerita ini? Adalah: hidup kok ngga pernah mantai, wah, ini salah satu bentuk kedurhakaan anak ke ibunya.

Dan kamu tahu apa yang lebih menyedihkan dari seorang manusia sebagai "anak dari lautan"?
Ngga bisa renang.











Suguhan

Misal gini, saya datang ke suatu kumpulan. Di sana ada 10 orang. Lalu saya ikut duduk sambil membuka jajan yang sejak awal kubawa supaya dimakan bersama. Yang perlu dilakukan di sini sangat mendasar: makanlah jajan itu, meski hanya ambil satu biji. Justru kesalahan kalau kalian ngga ambil. Ini serius.

Yang sering terjadi, muncul rasa sungkan (atau semacamnya) yang membuat kalian tidak berani mengambil jajan itu. Yang biasa terjadi juga, kalian baru makan setelah saya (yang kasih jajan) beranjak pergi. Sekali lagi, ini kesalahan fatal.

Kenapa sungkan sering kusebut (berpotensi jadi) penyakit? Karena bisa menutupi hal yang lebih mendasar dan penting. Orang bawa sesuatu itu-dalam hal ini katakan saya bawa keripik-sejak awal sudah persiapan, beli dulu, repot-repot bawa di kantong dll,
Kalau memang saya tidak ingin keripik itu dimakan orang lain, ya kusimpan saja di kamar. Selesai.

Bawa jajan atau apa gitu, ada rasa senang ketika apa yang dibawa itu ternyata diambil dan dihabiskan. Dimensi nilah yang selama ini kalian sengaja abaikan hanya karena nuruti sungkan atau tidak sopan.

Ini berbeda dengan situasi bertamu, saya disuguhi toples isi kacang, maka saya wajib ambil secukupnya. Sedikit saja. Kalau satu toples habis kulahap sendiri, naini masalah. Kalau momennya tadi, saya datang bawa jajan, justru yang terbaik adalah kalian ambil, dibagi rata icip semua sampai habis tak bersisa.

Saya berani bertaruh, belum ada yang mengajari kalian berlaku begini. Pun jika ada pasti beberapa saja.

Yakalo yang dibawa satu kresek besar penuh jajan ya jangan dihabiskan sekaligus, berat. Caramu menghormati pemberi jajan adalah dengan memakannya. Apalagi tuh temanmu bawa sesuatu yang dia bikin sendiri, misal kue atau apapun. Makan, habiskan lalu bilang, "Wah ini enak betul...", tidak ada yang lebih menyenangkan hati dari ini.

Apakah yang bawa itu teman, keluarga atau gurumu bahkan, ya itu tadi. Tapi lihat lagi, apakah jajan itu memang dia niatkan untuk kamu bawa pulang atau dimakan di tempat. Kalau dia sampai membukakan dan mempersiapkan dengan tegas, jangan ditolak, J jangan nunggu dia pergi baru makan (ini ( justru bahaya, karena dia bisa saja berpikir kalau jajan itu tidak kamu makan, dibuang atau lainnya).

Kenapa saya bilang ini penting, karena nyaris semua orang tidak melakukannya. Jika kamu datang ke kami (yang misal ada 10 orang) sambil bawa kacang rebus satu plastik kecil, saya akan langsung menerima dan menawarkan ke 9 teman lainnya. Saya taruh tengah, dan jika belasan-puluhan menit tidak ada yang ngambil, saya akan menghabiskannya sendirian. Apakah ini tidak sopan? Yang ada, pemberi malah senang. Lagipula kacang rebus tidak tahan lama, harus segera dihabiskan.

Sekali lagi ini dalam konteks khusus ya, tadi sudah saya gambarkan di awal. Akan berbeda di momen bertamu, menjenguk orang sakit dst.

Apalagi teman sendiri, dia bawa sesuatu khusus untukmu, naini. Teman yang baik itu susah dimiliki.

Tips: nanti kalau ketemu langsung (atau juga bisa via WA), laporan bahwa makanannya enak dan dimakan habis. Berterima kasih lah dengan benar.



Rabu, 02 Juli 2025

Mengunci Hati

Harus diakui, interaksi cowok-cewek itu sangat berpotensi besar untuk menjurus ke arah seksual, entah ke pernikahan atau pelecehan. Ini tak lain karena dorongan kebutuhan biologis manusia itu sendiri.

Makanya jangan heran, banyak senior di kampus yang survei cari adik-adik maba yang bening. Apalagi di ormek, UKM dst lebih mudah lagi carinya. Ada bening dikit, sikat.

Ini, berat. Siapa tahan?
Posisimu sebagai atasan, ketua, senior hingga pengajar, ada yang cakep di depan mata, maka ada dorongan "kekuasaan" untuk ya tadi, kalau ngga ngajak pacaran, ngajak nikah ya buruknya dilecehkan.

Makanya hebat betul kalau ada cowok yang bisa mengontrol ini. Benar-benar hebat. 

                                Source: Pinterest

Hati manusia (dalam hal suka ke lawan jenis) bisa dibuka dan dikunci. Misalnya Luffy, dia adalah Guru, dia menetapkan, ketika mengajar di suatu tempat yang ada ceweknya, maka hatinya dikunci dari mereka semua.

Dalam arti lain, Luffy secara personal "mengharamkan" dirinya sendiri untuk menyukai semua anak didikannya.
Misal di komunitas A, sekali ada yang masuk jadi anggota, maka hatinya dikunci untuknya. Ini bisa, dan membuat dia bisa terus bersikap adil tidak pilih kasih: yang cakep didekati, modus, yang jelek dibuang, tidak begitu.

Meski Luffy bukan pengajar yang baik, tapi selama dia mengajar cewek segala usia, dia bersih dari segala bentuk "perasaan" apalagi menjurus ke arah seksual.
Baginya, hubungan Guru-murid itu sakral. Tidak boleh ada intrik percintaan dalam bentuk apapun.

Bisa. Meski tidak banyak
Seharusnya kalian pernah lihat, ketua pacaran sama sekretarisnya, pengajar kelas pacaran sama satu murid kelasnya, apakah masih bisa berlaku profesional dan adil? Tuduhanku: mustahil.
Hati manusia itu lemah terhadap orang yang dicintai. Akui saja.

Meski doktrin agamanya kuat, kalau tidak punya kontrol atas hati ya bahaya juga. Makanya ketika Luffy ngajar dan muridnya cewek, hatinya harus dikunci terlebih dahulu. Ini membuatnya melihatnya sebagai entitas manusia biasa, tidak lebih. Mau bening atau tidak, dia akan mengajarinya secara maksimal, sama saja.

Pesan ini saya dapatkan dari Kapten. Beliau menyampaikan ini, maksudnya, agar kalian tidak berpikir bahwa semua cowok itu pikirannya kotor. Lihat dulu gimana. Kalau nanti kamu cari Guru dst, jika dipastikan orangnya baperan (dalam konteks 18+) ya mending menghindar, skip, cari yang lain masih banyak. 

Terima kasih sudah membaca 🍊










Pergi ke mana cita-cita itu?

Anak manusia alaminya lahir dan tumbuh besar bersama impiannya. Coba tanya anak kecil. Mereka pasti punya, terlepas apakah itu logis atau ti...