Sabtu, 14 Juni 2025

Dunia

Tadi malam, tengah malam saya dan seorang teman naik motor mau kembali. Karena kondisinya lapar, kami memutuskan mencari sesuatu untuk dibeli. Dia tahu ada yang jualan pecel di jam itu. Segera kami meluncur.

Situasi yang sangat tenang di bawah cahaya bulan, kami makan sambil ngobrol banyak hal. Penjual pecel itu ibu-ibu yang di belakangnya nampak seorang bapak. Saya mengenal dengan baik siapa bapak ini, karena memang masih kerabat. Namun saya berusaha tidak terlalu mencolok, sebab kalau dikenali malah repot.

Bapak itu lama-lama ikut nimbrung ngobrol. Sebagai pelaku bisnis, ceritanya menarik. Ketika kami beranjak untuk membayar dan segera pergi, bapak itu ternyata mengenal satu temanku ini, "Lhooo ternyata Pak (sensor), pantesan kok kayak tidak asing" katanya. Sikapnya seketika berubah, sangat menghormati.

Dalam perjalanan balik, temanku menjelaskan bahwa bapak itu adalah nasabahnya. Temanku ini pegawai BRI, tugasnya yang memberi pinjaman uang ke wilayah tertentu. Misalnya kamu punya usaha dan ingin minta dana ke BRI, temanku ini yang bagian survei dan memutuskan apakah kamu diberi berapa juta atau ditolak. Singkatnya, dia orang penting. Di mana pun dia berada, banyak yang kenal. Seperti junior yang ketemu senior atau ketuanya.

"Dulu yang peduli denganmu siapa?" kubilang. Temanku ini memang hebat. Dia piatu sejak usia sekolah. Pekerja keras sejak kecil. Kegiatannya ngarit (ambil tanaman untuk makan kambing dan sapi) ke sawah atau hutan. Masa sekolah juga tidak mencolok. Bukan termasuk siswa pintar. Wajah juga ngga ganteng. Ngga keren karena ngga punya motor Satria apalagi Ninja. Itu dia dulu.

Siapa mengira anak tukang ngarit ini sekarang sedemikian mapan dan dihormati?. Saya ingat betul dulu dia tidak pernah dipedulikan siapapun. Sekarang, para bos-bos, para kepala desa ya hormat ke dia. Orang-orang yang jauh lebih tua itu ngga berani aneh-aneh ke dia.

Benar kata para bijak, bahwa hidup itu seperti roda berputar. Ada yang dulu di bawah, sekarang di atas. Begitu sebaliknya. Yang terpenting adalah terus menjadi diri sendiri.

Terima kasih sudah membaca 🍊






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pergi ke mana cita-cita itu?

Anak manusia alaminya lahir dan tumbuh besar bersama impiannya. Coba tanya anak kecil. Mereka pasti punya, terlepas apakah itu logis atau ti...