Hidup melanggar hukum dan terlalu nakal jelas ngga bagus. Banyak tingkah bikin rugi diri sendiri. Tapi yang sering saya kritik justru orang-orang yang hidupnya terlalu lurus, karena ini sama bahayanya dengan orang yang nakal banget.
Terlalu lurus bikin dirimu memandang dunia dari kacamata radikal nan sempit. Hanya hitam-putih. Salah-benar. Ini bahaya. Ibadah baik. Orang ngga sholat-pasti buruk, pasti neraka, naini alur berpikir orang yang terlalu lurus. Cuman, itu kejauhan. Efek yang tak kalah bahaya adalah: hidupmu menjadi membosankan. Ngga ada cerita yang bisa disampaikan kelak. Dan yang tak kalah berbahaya lagi: kamu kelak akan memaksakan kehendak ke anakmu supaya ikutan kaku dan hidup membosankan itu. Ke sini ngga boleh. Ikut kegiatan itu ngga boleh. Kasian.
Saya kasih tahu biar hidupmu ngga membosankan. Laiya, hidup cuman sekali, dah gitu singkat. (anggaplah usiamu mentok sampai 60), jangan bikin suram gitu.
Saya akan bicara dengan konteks mayoritas teman-teman di sini, yakni mahasiswa.
Satu semester anggaplah 4 bulan dengan 12-16 pertemuan, termasuk UTS dan UAS. Mahasiswa yang ngawur dan ngga bener adalah mereka yang sering bolos (lebih dari 4x), ngga presentasi, ngga ikut dan ngerjain UAS. Ini kriminal. Jangan begini. Titik. Sedangkan mahasiswa yang terlalu lurus akan berpikir bahwa "Oh tentu saja saya harus masuk kuliah terus tanpa bolos". Ini benar, tapi terlalu lurus begini bikin kehidupanmu di kampus bakal membosankan. Dalam rentang 16x pertemuan, sistem SIAKAD memberi toleransi absen (A) sebanyak 4x. Masa kuliah maks 3x. A ini ngga masuk tanpa ijin, tanpa keterangan apapun. Bolos secara frontal. Toleransi 4x ini tidak dihitung I (ijin) atau S (sakit).
Apalagi ini belum model yang bisa absen banyak sekaligus, ada yang yang bisa titip absen (tipsen, orangnya ngga masuk tapi titip temannya ttd), ya banyak lah. 16x kuliah masuk kelas, seharusnya janganlah masuk kelas 100% gitu. Saya tegas bilang: lugu sekali. Jatah tidak masuk 4x itu harusnya dipakai. Entah apa silakan, pokoknya jangan lebih dari 4x bolosnya. Entah itu bertepatan dengan seminar yang kamu anggap penting, ulang tahun ayahmu, nganter teman ke bandara, dll.
Bolos hanya menjadi buruk dan kriminal jika karena bolos, kamu ngga dapat nilai lalu bikin ngga lulus mata kuliah. Ini parah. Tapi bolos sekali dua kali jelas bukan sesuatu yang buruk, selama alasannya masuk akal, tidak pas tepat jadwal presentasi atau UAS. Lagian 16x masuk terus 100% kalau masuk kelas juga berakhir hapean di pojok, lah, ya mana maen.
Sesekali itu ya maen, ke luar kota, ketemu seorang teman baik atau siapapun yang hebat, memang harus keluar biaya dan tenaga, tapi itu benar-benar akan kamu syukuri kelak daripada seluruh hidupmu habis di dalam kelas perkuliahan. Yakali 4 tahun ngga pernah ikut apa gitu, volunteer, UKM, apalah. Dah gitu seringnya kulihat orang yang terlalu lurus dulu baru sadar ketika udah telat. Dulu waktu semua masih ada dianya yang ruwet sok paling rajin, giliran udah pada lulus dan pergi baru nyari "P ngopi".
Imbang ya, waktunya belajar ya belajar, waktunya maen ya maen.
Silakan nakal, yang penting ngga merusak dan merugikan diri sendiri serta orang lain, ngga melanggar hukum agama dan negara, udah itu aja batasannya. Ngga menyentuh narkotika, pergaulan bebas (seks bebas dll), aman udah
Coba siapa yang pernah dikejar anjing? Diseruduk kambing kambing atau sapi? Meski bukan pengalaman yang menyenangkan, tapi saya bersyukur dulu pernah dikejar binatang kayak gitu. Seru sekali hidup ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar